Wednesday, April 9, 2008

Prosedur Pengujian Ketaatan dan Substantif dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan

Tujuan utama Auditor dalam suatu penugasan audit adalah untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian Laporan Keuangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut Auditor harus memperoleh bukti audit yang memadai melalui pelaksanaan dua jenis prosedur pengujian audit, yaitu :

1. Prosedur Ketaatan (Compliance Procedures)

2. Prosedur Substantif (Substantive Procedures)

Prosedur Ketaatan

Prosedur ketaatan adalah pengujian yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang rasional terhadap teknik Pengendalian Internal Perusahaan. Pengendalian yang akan diuji hanya sejauh yang berdampak material terhadap penyajian Laporan Keuangan.

Jika pengendalian menunjukkan bahwa kegiatan operasional telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan, maka pekerjaan auditor dapat meliputi :

1. Mengurangi tingkat pengujian Prosedur Substantif

2. Melakukan beberapa prosedur pada tanggal sebelum tanggal laporan keuangan.

Auditor dapat memutuskan untuk tidak melakukan Prosedur Ketaatan dalam hal pengendalian internal sangat lemah dan tidak dapat diandalkan.

Prosedur Substantif

Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan, keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistim akuntansi serta ketepatan penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Hal ini diklasifikasikan dalam 2 tahap prosedur audit umum, yaitu :

1. Analytical Review

2. Tes secara terperinci atas Transaksi dan Saldo (Tests of Details of Transactions and Balances)

Auditor harus diarahkan untuk melakukan seefisien mungkin pekerjaan yang perlu untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Luasnya tingkat pengujian audit yang akan diterapkan pada umumnya adalah berdasarkan judgement Auditor dengan memperhatikan beberapa factor sebagai berikut :

1. Sejauh mana pengendalian internal dapat diandalkan

2. Unsur Materialitas sehubungan dengan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan

3. Sifat dan ukuran masing-masing pos yang membentuk saldo perkiraan tertentu

4. Sejauh mana kekeliruan dapat diungkapkan

Analytical Review

Tujuan utama penerapan Analytical Review adalah untuk mendeteksi kemungkinan adanya akun-akun laporan keuangan yang kewajarannya diragukan (mengevaluasi kelayakan informasi keuangan) serta sebagai langkah awal untuk menentukan luasnya prosedur audit substantif lanjutan yang harus dilakukan. Selain itu, prosedur analytical review juga diperlukan untuk menentukan perlunya penerapan prosedur audit tambahan atas suatu akun laporan keuangan. Beberapa metode Analytical Review yang sering dilakukan Auditor dalam praktek adalah analisa comparative serta analis rasio keuangan.

Analisa comparative (analisa perbandingan) dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka-angka laporan keuangan untuk tahun yang diaudit dengan :

1. angka laporan keuangan periode sebelumnya;

2. anggaran atau forecast (ramalan);

3. data competitor perusahaan;

4. data kegiatan operasional yang relevan.

Analisa ini terutama untuk mendeteksi adanya fluktuasi akun laporan keuangan yang signifikan dan memerlukan prosedur pengujian lebih lanjut.

Sedangkan analisa rasio secara umum meliputi analisa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.

Dalam praktek pemeriksaan, ada kalanya auditor tidak dapat menerapkan prosedur Analytical Review misalnya dalam keadaan tidak tersedianya informasi dan data yang diperlukan. Dalam hal ini, sebagai prosedur alternatif auditor harus memeriksa buku besar dan buku jurnal secara keseluruhan atau bagian yang penting untuk mendeteksi adanya transaksi akuntansi yang tidak umum atau informasi relevan lainnya.

Test of Details of Transactions and Balances

Tests of details dilakukan dengan menerapkan prosedur-prosedur sebagai berikut :

1. Konfirmasi saldo

2. Observasi/Inspeksi

3. Penghitungan Ulang

4. Vouching

5. Rekonsiliasi

6. Account Analysis

Konfirmasi

Pengujian ini meliputi mendapatkan bukti langsung yang menguatkan (biasanya tertulis) dari pihak ketiga mengenai ketepatan dari saldo akun, misalnya konfirmasi saldo bank, saldo piutang, saldo hutang dan akun lainnya. Konfirmasi yang diterima dari pihak ketiga selalu dapat dipertimbangkan sebagai bukti yang lebih kuat dibandingkan dengan data dan informasi dari pihak internal perusahaan.

Observasi/Inspeksi

Prosedur ini memberikan bukti terhadap eksistensi harta berwujud. Observasi/Inspeksi juga dilaksanakan oleh personil perusahaan bersama dengan partisipasi auditor (misalnya observasi dan penghitungan fisik persediaan) atau inspeksi (misalnya inspeksi fisik surat berharga, penghitungan kas).

Penghitungan Ulang

Prosedur penghitungan ulang oleh auditor terhadap kalkulasi yang sebelumnya dilakukan oleh personil perusahaan dimaksudkan untuk membuktikan keakuratan kalkulasi dalam pembukuan perusahaan. Untuk akun-akun tertentu misalnya penghitungan ulang provisi depresiasi aktiva tetap, auditor selain menguji ketepatan matematis dari penghitungan yang dilakukan, juga harus menelaah ketepatan metode depresiasi yang diterapkan perusahaan serta akseptabilitas taksiran umur pemakaian asset yang digunakan dalam kalkukasi.

Vouching

Vouching berarti pemeriksaan dokumen dasar yang bertujuan untuk menentukan ketepatan dari suatu transaksi. Langkah-langkah vouching yang harus dilakukan antaranya :

1. Memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dalam Standard Operating Procedure (SOP)

2. Memeriksa dokumen-dokumen terkait

3. Memastikan bahwa transaksi adalah logis dalam keadaan tertentu (misalnya tanggal dokumen termasuk dalam periode yang logis dari tanggal transaksi yang diakui)

Prosedur vouching dapat dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang bersumber dari pihak luar yang independen (misalnya faktur dari supplier, rekening koran bank dan lainnya) atau dokumen yang dibuat oleh perusahaan sendiri (misalnya faktur penjualan, laporan alokasi biaya, laporan penerimaan dan lainnya).

Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah proses pengidentifikasian penyebab perbedaan antara dua jumlah yang berhubungan yang salah satunya biasanya adalah saldo akun di pembukuan. Misalnya : rekonsilasi kecocokan saldo rekening koran bank dengan saldo bank di buku besar, rekonsiliasi saldo penjualan di buku besar dengan saldo penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, dan lainnya.

Account Analysis

Meliputi pengklasifikasian dan peringkasan aktifitas-aktifitas suatu akun untuk memperoleh keyakinan memadai atas kewajaran transaksi item-tem yang membentuk suatu akun. Misalnya pengujian atas pergerakan akun aset tetap meliputi pengujian saldo awal tahun, penambahan, pengurangan dan saldo pada akhir tahun, pengujian item-item yang membentuk saldo akhir piutang dagang berupa transaksi penjualan yang nilainya material serta transaksi penerimaan pelunasan piutang, dan lainnya.

Mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaan audit yang pada umumnya terbatas, prosedur account analaysis sebaiknya dilakukan terbatas pada transaksi-transaksi yang nilainya material dan mencurigakan (Hrd).