Thursday, March 13, 2008

Menentukan Pos Moneter dan Pos Non-Moneter dalam pencatatan transaksi mata uang asing

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing menjelaskan pengertian transaksi dalam mata uang asing sebagai suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan :

  1. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing;meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing;
  2. menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau
  3. memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Paragraf 7 PSAK tersebut menyatakan bahwa transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi.

Kemudian, dalam paragraf 9 diatur mengenai penggunaan kurs mata uang asing pada tanggal neraca. Pada setiap tanggal neraca :

  • pos asset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang objektif;
  • pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca, tetapi harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
  • pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

PSAK No. 10 mendefinisikan Pos Moneter sebagai kas dan setara kas, aset dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.

Situs www.Answers.com mendefinisikan Pos Moneter (Monetary Items) sebagai : asset or liability whose amounts are fixed or determinable in dollars without reference to future price of specific goods or services. Their economic significance depends heavily upon the general purchasing power of money. The two types of monetary items are monetary assets and monetary liabilities. Monetary assets are those stated in current dollars needing no adjustment in the price-level balance sheet, such as cash, account receivable, and marketable securities at market value. Monetary liabilities are obligations payable in dollar requiring no adjustment in the price-level balance sheet, such as accounts payable and bonds payable.

Dalam praktek, sering terjadi kekeliruan dalam mengklasifikasikan suatu akun di neraca sebagai pos moneter (yang jika didenominasi dalam mata uang asing berdasarkan PSAK No. 10 harus dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca) atau bukan pos moneter (yang tidak memerlukan penyesuaian dengan kurs tanggal neraca).

Menurut saya, pedoman untuk membedakan suatu akun di neraca sebagai pos moneter ataupun bukan adalah dengan melihat apakah akun tersebut memerlukan adanya pembayaran kas dan setara kas atau tidak. Misalnya, akun Persediaan jelas bukan merupakan pos moneter karena tidak memerlukan pembayaran kas dan setara kas setelah tanggal neraca. Piutang dan Hutang Dagang merupakan pos moneter karena memerlukan pembayaran kas dan setara kas untuk pelunasan Piutang dan Hutang setelah tanggal neraca.

Sedangkan untuk akun Uang Muka Penjualan maupun Uang Muka Pembelian, apakah merupakan pos moneter atau bukan ? Apakah denominasi dalam mata uang asing atas saldo tanggal neracanya harus disesuaikan dengan kurs tanggal neraca atau tidak ?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu mengacu kembali ke pedoman di atas. Apakah atas Uang Muka Penjualan misalnya diperlukan pembayaran kas dan setara kas pada saat realisasinya atau tidak ?

Untuk lebih jelas, kita buat suatu kasus. Misalnya pada tanggal 31/12/2007, saldo Uang Muka Penjualan di Neraca sebesar USD 500. Penerimaan Uang Muka Penjualan terjadi pada tanggal 14 Desember 2007. Misalnya kurs translasi yang berlaku pada tanggal tersebut untuk USD 1 = Rp 9.200. Sedangkan kurs tanggal neraca untuk 1 USD = Rp 9.400. Apakah di Neraca saldo Uang Muka Penjualan dibukukan sebesar USD 500 x Rp 9.200 = Rp 4.600.000 atau USD 500 x Rp 9.400 = Rp 4.700.000 ?

Analisanya sebagai berikut :

Kita harus melihat transaksi normal setelah tanggal neracanya.

Misalnya, pada tanggal 25 Januari 2008, transaksi penjualan yang merupakan realisasi dari penerimaan uang muka penjualan tersebut telah terjadi. Nilai penjualan berdasakan invoice penjualan USD 1.500. Apakah nilai uang muka penjualan tersebut akan dibayar dengan kas ataupun setara kas pada saat realisasi penjualannya ? Jawabannya adalah tidak, karena nilai uang muka penjualan yang telah diterima pada tanggal 14 Desember 2007 tersebut hanya mengurangi nilai Piutang atas transaksi penjualan sebesar USD 1.500 tersebut. Jadi, yang merupakan pos moneter adalah Piutang dari Penjualan sedangkan Uang Muka Penjualan bukan merupakan pos moneter karena tidak memerlukan pembayaran kas dan setara kas. (Hrd)

13 comments:

  1. Maaf pak hardi,
    mau minta ijin make postingan yang ini buat referensi tugas kuliah. tadinya mau imel, tp di profile gak ada imelnya.

    Semoga diijinkan. Terima kasih.

    ReplyDelete
  2. Dear Ash! (namanya kok Ash ya?)

    Silahkan saja ya ... Saya akan berterima kasih kalau dicantumkan juga sumber referensinya.

    Best regards,
    Hardi

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas postingannya Pak,
    benar2 mencerahkan

    ReplyDelete
  4. Pak Hardi, ijin untuk referensi dunia kerja..

    Saya akan cantumkan sumbernya.. Thanks

    ReplyDelete
  5. kalau uang muka pajak apakah termasuk transaksi non moneter sama seperti uang muka penjualan?tks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Uang Muka Pajak bukan termasuk Pos Moneter karena nantinya akan dikompensasi dengan Kewajiban Pajak. Jadi dalam hal ini tidak ada aliran dana kas yang terjadi.

      Delete
  6. Bagaimana dgn Accrued Expense? apakah monetary liabilities juga mengingat amountnya masih estimasi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika setelah tanggal neraca ada aliran dana kas yang terjadi dari pengakuan Accrued Expense tersebut, maka transaksi yang terjadi merupakan Liabilitas Moneter.

      Delete
  7. selamat siang pak
    pak mw nanya
    pada saat tanggal 1 april kita membayar uang muka untuk pembelian mobil senilai 5,000 usd dengan kurs saat itu 1usd=10.000
    saat kita terima barang ditanggal 1 agustus, kurs sudah berubah menjadi 1usd=11.000
    itu berarti kita mengakuin keuntungan kurs ya pak?
    dan akun uang muka tersebut termasuk akun moneter?
    terimakasih pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Misal 1 April :
      - Harga mobil = $ 5000
      - DP 20% dari harga mobil = $ 1000
      - Sehingga Hutang cicilan = $ 4000

      (gain/loss) from Foreign exchange:
      ($4000 x (Rp11.000-Rp10.000) = Rp 4.000.000

      1 Agustus : Adjustment

      Pencatatan Dealer:
      dr. Piutang Rp 4.000.000
      cr. Laba selisih kurs Rp 4.000.000

      Pencatatan buyer :
      dr. Hutang Selisih Kurs Rp 4.000.000
      cr. Rugi Selisih Kurs Rp 4.000.000

      Notes :
      - yang masuk akun moneter dari kasus ini adalah Hutangnya bukan uang muka
      - Pengakuan untung/rugi tergantung anda di posisi mana? (buyer/dealer)

      Delete
  8. Dear Pak Hardi,

    Apakah uang muka karyawan (advance karyawan) direval atau tidak ?
    Terima kasih.


    ReplyDelete